Aira POV:
Uuh...... Aku sekarang akan ke tempat Reborn dan Tsuna saja deh! pikirku sambil berjalan ke arah pintu yang menghubungkan tempat rahasianya. Lalu aku berada di depan pintu sepertinya di dalam ada Reborn dan Tsuna pikirku lalu aku mengetuk pintunya.
" Um.... Tsuna-san?" tanyaku hati-hati.
" A-Aira-saaannn!? Ba-Bagaimana kamu bisa ada di sini?!" tanya Tsuna terkejut dan berlari ke arahku.
" U-um..... I-ini...." kataku sambil memperlihatkan cincinku.
" Da-Dari mana kamu mendapatkan itu?" tanya Tsuna bingung.
" Da-Dari... Kusakabe-san..." kataku tidak berfikir panjang.
" E-Eh?! Ka-kalau kamu ketemu Kusakabe-san berarti kamu bertemu dengan Hibari-san dong?!" tanya Tsuna.
" U-un.... Iya...." kataku lemah.
" Kalau begitu bantu kami untuk minta pertolongan Hibari-san!" kata Tsuna.
" E-eh? Ta-tapi dia sudah berangkat tidak tahu ke mana...." kataku lemah.
" Heh! Dasar kau tidak berguna!" kata Gokudera marah.
" Go-gomenasai..." kataku sambil menangis. Aku merasa bersalah dengan apa yang kukatakan.
" Maa... maa.... tenang dong Gokudera! Ini juga bukan salahnya." kata Yamamoto sambil menepuk pundak Gokudera.
" Su-sudahlah Aira-san! Ja-jangan menangis lagi.... Gokudera-kun kamu juga jangan terlalu kasar dengan Aira-san!" kata Tsuna kepada Gokudera sambil menepuk kepalaku.
" Ugh, Jyuudaime..... Ma-maaf kalau begitu!" kata Gokudera kepadaku sambil memandang ke arah lain.
" Ah.... Kamu juga kena 10th bazooka ya Aira?" tanya Reborn.
" U-un.... Kamu baik-baik saja kan Reborn-san?" tanyaku kepadanya.
" Aa.... Kamu sebaiknya tetap di sini saja, karena di luar sana berbahaya untuk seorang gadis sepertimu." kata Reborn.
" U-un... Baiklah..." kataku menyetujui. Yah, daripada nanti Tsuna-san dan Gokudera-san harus melindungiku pikirku.
" Yah... Tapi kamu dari dulu tidak pernah berubah ya? Tetap manis, yah meskipun sayang kamu lebih memilih Hibari dari kami semua....hahahaha...." kata Yamamoto kepadaku. Eh? memilih Hibari dari mereka? siapa? pikirku bingung.
" Me-memilih dari ka-kalian?" tanyaku bingung. Yamamoto hanya tertawa saja begitu mendengar pertanyaanku.
" Su-sudahlah! Ayo sekarang kita pergi mencari Hibari-san dan yang lainnya." kata Tsuna.
" Ma-maaf aku tidak bisa membantu kalian..." kataku sedih.
" U-un... Tidak apa-apa kok! Yang penting kamu selamat saja sudah membuatku senang kok!" kata Tsuna sambil tersenyum. Lalu tanpa berpikir panjang aku pun memeluk Tsuna. Ah~ Tsuna memang baik hati pikirku. " A-Aira-san!" kata Tsuna sambil mukanya berubah menjadi warna merah, terkejut dengan aksiku ini.
" O-oi! Lepaskan Jyuudaime!" kata Gokudera kepadaku. Aku pun melepaskannya. Wajah Tsuna masih berwarna merah.
" Dame Tsuna! Kau baru pertama kali dipeluk oleh seorang gadis ya? Merah sekali wajahmu itu." kata Reborn sambil menyeringai.
" U-uh! R-Reborn!" kata Tsuna dengan wajah yang tambah merah.
" Ahahahaha..... Aira tidak berubah ya!" kata Yamamoto sambil tertawa.
" Sudahlah ayo Yamamoto!" kata Gokudera kepada Yamamoto.
" Aaa.... Ayo kita pergi...." kata Yamamoto lalu mereka berjalan pergi. Tinggal aku sendiri dengan Reborn deh.... pikirku.
" Kamu, coba kamu perlihatkan cincin itu lagi." kata Reborn tiba-tiba.
" E- U-um...." lalu aku mengeluarkan cincin itu dan mengeluarkan dombaku.
" Hee... Jadi kamu bisa melakukannya juga ya?" tanya Reborn tertarik.
" U-un.... Ta-tapi kata Hibari-san dan Kusakabe-san aku masih belum bisa mengendalikannya jadi aku tidak boleh menggunakannya." kataku.
" Hee... Jadi apa hubunganmu denhan Hibari?" tanya Reborn sambil tersenyum.
" E-eh?! Ti-tidak a-ada hubungan apa-apa kok...mungkin...." kataku sambil berbisik.
" Hee... mungkin kenapa?" tanya Reborn kepadaku.
" Su-sudahlah ja-jangan membahasnya lagi...." kataku sambil menutupi wajahku yang panas karena malu.
" Hee.... Maa ii kaa.... Saa... kita menunggu kepulangan mereka saja...." kata Reborn kepadaku.
" Uh.... A-aku akan pergi setelah ini.... Aku takut akan terjadi hal buruk kepadaku." kataku sambil tersenyum lalu berjalan pergi. Aku takut nanti pas Hibari-san sudah pulang dan melihat aku tidak ada... Hiii... aku tidak sanggup membayangkannya pikirku. Begitu sampai di depan pintu Hibari sudah berdiri disana dengan aura gelap yang mengelilinginya.
" Hi-Hibari-san!? Ka-kapan kamu pulang?" tanyaku terbata-bata.
" Herbivore.... Siapa yang memperbolehkanmu pergi seenaknya?" tanya Hibari dengan wajah marah.
" A-Aku ha-hanya pe-pergi bertemu de-dengan Ts-Tsuna kok..." kataku sambil terbata-bata.
" Kau harus dihukum." katanya lalu menggendongku.
" Hiiii~ Jangan menggigitku!!!" teriakku. Lalu aku digendong ke arah ruang tamu aku diturunkan dan Hibari tidur di pangkuanku.
" Hn, Awas kalau kamu bergerak dan berisik. Kau akan kuhukum lebih dari ini." kata Hibari kepadaku.
" Ha-Hai!" jawabku segera.
" Sekarang diam dan biarkan aku tidur." kata Hibari lalu tertidur di pangkuanku. Rambutnya saat lebih besar pendek yaa.....pikirku. Lalu aku mengelus kepalanya dengan lembut. Manisnyaa~ Ah, Hibari Kyoya yang kusuka tidur di pangkuanku~pikirku senang.
" Herbivore....." kata Hibari tiba-tiba dan aku segera menarik tanganku kembali.
" I-iya Hibari-san?" tanyaku gugup.
" Ada 2 syarat yang akan aku katakan padamu..."
" Hai..." jawabku.
" Pertama, kau sekali lagi panggil aku 'Hibari-san' aku akan mengigitmu. Jadi panggil Kyoya." aku mengangguk ragu-ragu. " Kedua, sekali lagi kau pergi tanpa memberi tahuku.... aku akan menggigitmu!" katanya kepadaku.
" Ha-hai.... A-aku tidak akan mengulanginya lagi." kataku lalu dia bangun dan wajahnya di dekatkan kepadaku.
" Tapi karena kau melanggar syarat yang kedua kau akan aku hukum." katanya sambil tersenyum licik.
" Hiii~ Jangan mengigitku~" kataku sambil mundur tapi dia menangkap lenganku dan mendudukkanku di pangkuannya. Kini wajah kami hanya beberapa senti saja. Wajahku panas dan menghadap ke arah lain.
" Tatap mataku." katanya sambil memegang daguku. Lalu dia mecium bibirku dengan ringan.
" Hi-Hi-Hibar-" kataku hendak mengucapkan nama keluarganya tapi aku berhenti karena Hibari kembali menciumku.
" Herbivore... Kau baru saja melanggar syarat kedua." katanya sambil tersenyum iblis.
" Hiiii~ A-Aku tidak akan mengulanginya kembali Kyoya-san!" kataku sambil menutupi wajahku.
" Hn.... Bagus..." jawabnya lalu menggendongku ke arah kamar.
" Kyoya-san! Turunkan aku!" kataku sambil memegangi tangannya.
" Hn, diamlah aku ngantuk...." katanya sambil kemudian tidur sambil memelukku. Uhh.... Apakah aku harus seperti ini? pikirku sambil memegangi wajahku yang malu.
Hibari POV:
Kemana dia? Apakah dia keluar? pikirku panik dan hendak mencarinya tapi tiba-tiba dia muncul di depan pintu ruang rahasia Vongola. Berani-beraninya dia pergi tanpa memberitahuku! pikirku marah.
" Hi-Hibari-san!? Ka-kapan kamu pulang?" tanya dia terbata-bata.
" Herbivore.... Siapa yang memperbolehkanmu pergi seenaknya?" tanyaku dengan wajah marah.
" A-Aku ha-hanya pe-pergi bertemu de-dengan Ts-Tsuna kok..." katanya sambil terbata-bata.
" Kau harus dihukum." kataku lalu menggendongnya. Dia tidak pernah jera kalau dihukum pikirku.
" Hiiii~ Jangan menggigitku!!!" teriaknya. Lalu aku menggendong dia ke arah ruang tamu lalu menurunkan dia lalu tidur di pangkuannya.
" Hn, Awas kalau kamu bergerak dan berisik. Kau akan kuhukum lebih dari ini." kataku.
" Ha-Hai!" jawabnya.
" Sekarang diam dan biarkan aku tidur." Tiba-tiba aku meresa dia sedang mengelus kepalaku. Hn, berani juga dia pikirku.
" Herbivore....." kataku tiba-tiba dan dia segera menarik tangannya kembali.
" I-iya Hibari-san?" tanya dia gugup.
" Ada 2 syarat yang akan aku katakan padamu...Pertama, kau sekali lagi panggil aku 'Hibari-san' aku akan mengigitmu. Jadi panggil Kyoya." dia mengangguk ragu-ragu. " Kedua, sekali lagi kau pergi tanpa memberi tahuku.... aku akan menggigitmu!" kataku kepadanya.
" Ha-hai.... A-aku tidak akan mengulanginya lagi." katanya lalu aku bangun dan mendekatkan wajahku kepadanya." Tapi karena kau melanggar syarat yang kedua kau akan aku hukum." kataku sambil tersenyum licik.
" Hiii~ Jangan mengigitku~" katanya sambil mundur tapi aku menangkap lengannya dan mendudukkannya di pangkuanku. Kini wajah kami hanya beberapa senti saja. Wajahnya berubah menjadi warna merah dan menghadap ke arah lain. Manisnya....pikirku sambil tersenyum.
" Tatap mataku." kataku sambil memegang dagunya. Lalu aku mecium bibirnya dengan ringan.
" Hi-Hi-Hibar-" katanya hendak mengucapkan nama keluargaku tapi berhenti karena aku kembali menciumnya.
" Herbivore... Kau baru saja melanggar syarat kedua." kataku sambil tersenyum iblis.
" Hiiii~ A-Aku tidak akan mengulanginya kembali Kyoya-san!" katanya sambil menutupi wajah.
" Hn.... Bagus..." jawabku lalu menggendongnya ke arah kamar.
" Kyoya-san! Turunkan aku!" kata dia sambil memegangi lenganku.
" Hn, diamlah aku ngantuk...." kataku sambil kemudian tidur sambil memeluknya. Selamat malam My Kitty~
~Bersambung~
Another OOC~
Gommen~ -.-"
Chat Here
Sunday, June 23, 2013
Friday, June 21, 2013
Adventure to Katekyo Hitman Reborn World ~Episode 6~
Ugh.... Sudah pagi ya? pikirku. Silau sekali. Lalu aku menghadap ke dalam dan ternyata Hibari sudah terbangun dan menatapku.
"KYAAAAA!!!!!" teriakku. " Se-sejak kapan Hibari-san terbangun?!" tanyaku terbata-bata.
" Hn, kau berisik sekali Herbivore..... Kepalaku sakit mendengar teriakanmu itu." katanya sambil bangun dan berjalan pergi.
Se-sejak kapan dia menatapku ya? Uwaaaa.... Malunyaaa.... pikirku sambil menutupi wajahku yang panas karena malu. Setelah itu aku keluar dan pergi ke dapur untuk membuat sarapan. Di sana sudah ada Hibari dan Kusakabe.
" Ohayou gozaimasu Nona Aira." sapa Kusakabe kepadaku.
" Ohayou Kusakabe-san." kataku lalu berjalan ke arah kulkas untuk mencari bahan makanan.
" Apa yang sedang Anda cari Nona Aira?" tanya Kusakabe.
" Um... Aku berencana untuk membuat sarapan...." kataku lalu mengambil sayur dan daging di kulkas.
" A-Anda tidak usah repot-repot Nona Aira.... Kami sebentar lagi juga akan pergi!" kata Kusakabe
" Aku memaksa Kusakabe-san! Ini tidak baik untuk kesehatan kalau kalian tidak sarapan! Sekarang duduk diam di sana sampai aku selesai membuat sarapan." perintahku kepada Hibari dan Kusakabe. Kusakabe pun menurut dan duduk di kursi.
Hm... di lemari juga ada roti, akan kubuatkan sandwich saja ya? pikirku lalu bergegas membuatnya karena aku takut mereka akan eprgi tanpa sarapan. Begitu sudah selesai aku meletakkannya di meja.
" Terima kasih telah membuatkan kami sarapan Nona Aira." kata Kusakabe sambil tersenyum.
" Uun... Aku hanya ingin berguna saja di sini. Jadi makanlah." kataku sambil tersenyum. " Kamu juga makan ya Hibari-san." kataku kepadanya. Lalu dia mengambil sepotong sandwich dan memakannya. Oh ya, kalau ada Hibari berarti ada Hibird dong. Kemana dia? Apakah dia sudah makan? pikirku lalu berjalan keluar. Lalu aku melihat ke arah taman dan ternyata Hibird ada di sana!
" Hibird~ Ayo ke sini aku akan membuatkanmu makanan." kataku memanggil Hibird. Dia kemudian memandang kearahku. " Aira~ Aira~" kicaunya kearahku. Lucunyaa~ pikirku lalu berjalan kearahnya dan tanpa kusadari aku jatuh tergelincir. Ah tidak! aku akan jatuh ke kolam! pikirku lalu aku menutup mataku. Lalu aku merasakan ada yang menggendongku dan aku membuka mataku ternyata Hibari menggendongku agar tidak jatuh ke kolam.
" Kau ini.... Baru di berikan kebebasan sebentar sudah membuat kecerobohan lagi." katanya sambil menggendongku kembali ke ruang tamu.
" Uh, Te-terima kasih Hibari-san..... Se-sekarang to-tolong tu-turunkan aku..." kataku terbata-bata.
" Hn, kalau kamu aku turunkan lagi pasti akan membuat kecerobohan lain lagi." katanya sambil menggendongku dan tidak mau menurunkan aku.
" A-aku berjanji tidak akan melakukan kecerobohan lagi Hibari-san...." kataku sambil berbisik.
" Kalau begitu kau harus menciumku terlebih dahulu." katanya sambil tersenyum licik.
" Eeh!? Ci-ci-cium!? A-aku ti-tidak bi-bisa!" kataku dengan wajah yang panas karena malu.
" Heh... Kalau begitu tidak akan aku turunkan..." katanya sambil menggendongku.
" A-apa pun yang terjadi kau te-tetap akan menggendongku sebelum a-aku menciummu?" tanyaku.
" Hn...." katanya.
" A-aku be-berat loh..." kataku.
" Kau setidaknya lebih ringan daripada saat kau dewasa." katanya sambil menyeringai. Ukh, kalau begini dia pasti akan menepati apa yang dia katakan. Kalau begitu tidak ada pilihan lain nagi selain menciumnya. Ta-tapi! Aku harus mencium Hibari Kyoya yang kusukai di KHR!? pikiranku kacau sekali sekarang. Dengan cepat aku mencium pipinya dan memandang ke arah lain.
"Su-sudah! Se-sekarang tu-turunkan aku!" kataku berusaha untuk menyembunyikan wajah merahku.
" Hn..... Itu tidak cukup..." katanya tapi dia kemudian menurunkanku. " Tapi ya sudahlah, aku sibuk sekarang. Lain kali kau tidak akan aku lepaskan." katanya sambil tersenyum lalu mencium pipiku sekali lagi.
" Hi-Hibari-saaaaannn!!!!" teriakku. Dia hanya berjalan pergi saja.
" Maafkan Kyo-san... Dia seperti itu karena dia rindu dengan Anda Nona Aira. Kalau begitu saya permisi dulu." kata Kusakabe begitu melewatiku.
Hibari POV:
Mau kemana dia? Mencari sesuatu? Aku penasaran lalu mengikutinya hingga ke taman. Hn, jadi dia mencari Hibird. Sudahlah. Saat aku hendak menoleh ke arah lain dia tergelincir dan hendak terjatuh ke kolam, sentak aku berlari kearahnya dan menggendongnya.
" Kau ini.... Baru di berikan kebebasan sebentar sudah membuat kecerobohan lagi." kataku sambil menggendongnya kembali ke ruang tamu.
" Uh, Te-terima kasih Hibari-san..... Se-sekarang to-tolong tu-turunkan aku..." katanya terbata-bata karena malu.
" Hn, kalau kamu aku turunkan lagi pasti akan membuat kecerobohan lain lagi." kataku sambil menggendongnya.
" A-aku berjanji tidak akan melakukan kecerobohan lagi Hibari-san...." katanya.
" Kalau begitu kau harus menciumku terlebih dahulu." kataku sambil tersenyum anak ini harus diberi hukuman dulu.
" Eeh!? Ci-ci-cium!? A-aku ti-tidak bi-bisa!" katanya dengan wajah yang merah karena malu.
" Heh... Kalau begitu tidak akan aku turunkan..." kataku.
" A-apa pun yang terjadi kau te-tetap akan menggendongku sebelum a-aku menciummu?" tanya dia kepadaku.
" Hn...." jawabku.
" A-aku be-berat loh..." katanya.
" Kau setidaknya lebih ringan daripada saat kau dewasa." kataku sambil menyeringai. Setelah berpikir lama lama akhirnya dia dengan cepat mencium pipiku dan memandang ke arah lain.
"Su-sudah! Se-sekarang tu-turunkan aku!" katanya berusaha untuk menyembunyikan wajah merahnya. Hn, manis juga dia saat malu pikirku. Ya sudahlah, pengisian baterai sudah kulakukan. Saatnya pergi.
" Hn..... Itu tidak cukup..." kataku sambil kemudian menurunkannya. " Tapi ya sudahlah, aku sibuk sekarang. Lain kali kau tidak akan aku lepaskan." kataku sambil tersenyum lalu mencium pipinya sekali lagi.
" Hi-Hibari-saaaaannn!!!!" teriaknya. Sampai jumpa besok My Kitty~
~Bersambung~
Maaf agak sedikit OOC....
(Out Of Character)
"KYAAAAA!!!!!" teriakku. " Se-sejak kapan Hibari-san terbangun?!" tanyaku terbata-bata.
" Hn, kau berisik sekali Herbivore..... Kepalaku sakit mendengar teriakanmu itu." katanya sambil bangun dan berjalan pergi.
Se-sejak kapan dia menatapku ya? Uwaaaa.... Malunyaaa.... pikirku sambil menutupi wajahku yang panas karena malu. Setelah itu aku keluar dan pergi ke dapur untuk membuat sarapan. Di sana sudah ada Hibari dan Kusakabe.
" Ohayou gozaimasu Nona Aira." sapa Kusakabe kepadaku.
" Ohayou Kusakabe-san." kataku lalu berjalan ke arah kulkas untuk mencari bahan makanan.
" Apa yang sedang Anda cari Nona Aira?" tanya Kusakabe.
" Um... Aku berencana untuk membuat sarapan...." kataku lalu mengambil sayur dan daging di kulkas.
" A-Anda tidak usah repot-repot Nona Aira.... Kami sebentar lagi juga akan pergi!" kata Kusakabe
" Aku memaksa Kusakabe-san! Ini tidak baik untuk kesehatan kalau kalian tidak sarapan! Sekarang duduk diam di sana sampai aku selesai membuat sarapan." perintahku kepada Hibari dan Kusakabe. Kusakabe pun menurut dan duduk di kursi.
Hm... di lemari juga ada roti, akan kubuatkan sandwich saja ya? pikirku lalu bergegas membuatnya karena aku takut mereka akan eprgi tanpa sarapan. Begitu sudah selesai aku meletakkannya di meja.
" Terima kasih telah membuatkan kami sarapan Nona Aira." kata Kusakabe sambil tersenyum.
" Uun... Aku hanya ingin berguna saja di sini. Jadi makanlah." kataku sambil tersenyum. " Kamu juga makan ya Hibari-san." kataku kepadanya. Lalu dia mengambil sepotong sandwich dan memakannya. Oh ya, kalau ada Hibari berarti ada Hibird dong. Kemana dia? Apakah dia sudah makan? pikirku lalu berjalan keluar. Lalu aku melihat ke arah taman dan ternyata Hibird ada di sana!
" Hibird~ Ayo ke sini aku akan membuatkanmu makanan." kataku memanggil Hibird. Dia kemudian memandang kearahku. " Aira~ Aira~" kicaunya kearahku. Lucunyaa~ pikirku lalu berjalan kearahnya dan tanpa kusadari aku jatuh tergelincir. Ah tidak! aku akan jatuh ke kolam! pikirku lalu aku menutup mataku. Lalu aku merasakan ada yang menggendongku dan aku membuka mataku ternyata Hibari menggendongku agar tidak jatuh ke kolam.
" Kau ini.... Baru di berikan kebebasan sebentar sudah membuat kecerobohan lagi." katanya sambil menggendongku kembali ke ruang tamu.
" Uh, Te-terima kasih Hibari-san..... Se-sekarang to-tolong tu-turunkan aku..." kataku terbata-bata.
" Hn, kalau kamu aku turunkan lagi pasti akan membuat kecerobohan lain lagi." katanya sambil menggendongku dan tidak mau menurunkan aku.
" A-aku berjanji tidak akan melakukan kecerobohan lagi Hibari-san...." kataku sambil berbisik.
" Kalau begitu kau harus menciumku terlebih dahulu." katanya sambil tersenyum licik.
" Eeh!? Ci-ci-cium!? A-aku ti-tidak bi-bisa!" kataku dengan wajah yang panas karena malu.
" Heh... Kalau begitu tidak akan aku turunkan..." katanya sambil menggendongku.
" A-apa pun yang terjadi kau te-tetap akan menggendongku sebelum a-aku menciummu?" tanyaku.
" Hn...." katanya.
" A-aku be-berat loh..." kataku.
" Kau setidaknya lebih ringan daripada saat kau dewasa." katanya sambil menyeringai. Ukh, kalau begini dia pasti akan menepati apa yang dia katakan. Kalau begitu tidak ada pilihan lain nagi selain menciumnya. Ta-tapi! Aku harus mencium Hibari Kyoya yang kusukai di KHR!? pikiranku kacau sekali sekarang. Dengan cepat aku mencium pipinya dan memandang ke arah lain.
"Su-sudah! Se-sekarang tu-turunkan aku!" kataku berusaha untuk menyembunyikan wajah merahku.
" Hn..... Itu tidak cukup..." katanya tapi dia kemudian menurunkanku. " Tapi ya sudahlah, aku sibuk sekarang. Lain kali kau tidak akan aku lepaskan." katanya sambil tersenyum lalu mencium pipiku sekali lagi.
" Hi-Hibari-saaaaannn!!!!" teriakku. Dia hanya berjalan pergi saja.
" Maafkan Kyo-san... Dia seperti itu karena dia rindu dengan Anda Nona Aira. Kalau begitu saya permisi dulu." kata Kusakabe begitu melewatiku.
Hibari POV:
Mau kemana dia? Mencari sesuatu? Aku penasaran lalu mengikutinya hingga ke taman. Hn, jadi dia mencari Hibird. Sudahlah. Saat aku hendak menoleh ke arah lain dia tergelincir dan hendak terjatuh ke kolam, sentak aku berlari kearahnya dan menggendongnya.
" Kau ini.... Baru di berikan kebebasan sebentar sudah membuat kecerobohan lagi." kataku sambil menggendongnya kembali ke ruang tamu.
" Uh, Te-terima kasih Hibari-san..... Se-sekarang to-tolong tu-turunkan aku..." katanya terbata-bata karena malu.
" Hn, kalau kamu aku turunkan lagi pasti akan membuat kecerobohan lain lagi." kataku sambil menggendongnya.
" A-aku berjanji tidak akan melakukan kecerobohan lagi Hibari-san...." katanya.
" Kalau begitu kau harus menciumku terlebih dahulu." kataku sambil tersenyum anak ini harus diberi hukuman dulu.
" Eeh!? Ci-ci-cium!? A-aku ti-tidak bi-bisa!" katanya dengan wajah yang merah karena malu.
" Heh... Kalau begitu tidak akan aku turunkan..." kataku.
" A-apa pun yang terjadi kau te-tetap akan menggendongku sebelum a-aku menciummu?" tanya dia kepadaku.
" Hn...." jawabku.
" A-aku be-berat loh..." katanya.
" Kau setidaknya lebih ringan daripada saat kau dewasa." kataku sambil menyeringai. Setelah berpikir lama lama akhirnya dia dengan cepat mencium pipiku dan memandang ke arah lain.
"Su-sudah! Se-sekarang tu-turunkan aku!" katanya berusaha untuk menyembunyikan wajah merahnya. Hn, manis juga dia saat malu pikirku. Ya sudahlah, pengisian baterai sudah kulakukan. Saatnya pergi.
" Hn..... Itu tidak cukup..." kataku sambil kemudian menurunkannya. " Tapi ya sudahlah, aku sibuk sekarang. Lain kali kau tidak akan aku lepaskan." kataku sambil tersenyum lalu mencium pipinya sekali lagi.
" Hi-Hibari-saaaaannn!!!!" teriaknya. Sampai jumpa besok My Kitty~
~Bersambung~
Maaf agak sedikit OOC....
(Out Of Character)
Wednesday, June 19, 2013
Adventure to Katekyo Hitman Reborn World ~Episode 5~
Aira POV:
Tu-Tunangan?! Masa depan macam apa ini? pikirku kacau. Ta-tapi..... Aku senang sih bisa tunangan dengan Hibari, tapi! itu artinya aku tidak kembali ke asalku dong~ aduuh..... Ah, ya sudahlah.... memikirkannya saja tidak akan ada akhirnya. Lalu aku berjalan ke dapur untuk meminum segelas air untuk menenangkan pikiranku. Tiba-tiba ada seekor tikus yang keluar dari sela-sela lemari.
" KYAAAAAAAAAA!!!!!" teriakku.
Hibari POV:
Hn, sejak dulu dia tetap tidak berubah. Tetap saja bertanya banyak. Hn... Tapi itulah ciri khasnya... Box weaponku, ketinggalan ya...
" Tetsu, aku kembali mengambil barangku dulu. Kau duluan saja." kataku.
" Baik Kyo-san." kata Kusakabe lalu duluan pergi. Begitu aku mencapai ruang tamu tiba-tiba aku mendengar suara teriakan Aira lalu aku cepat-cepat berlari ke arah dapur dan tiba-tiba dia berlari ke arahku dan memelukku.
Aira POV :
Lalu aku berlari kearah pintu dan ternyata Hibari datang karena terkejut dan aku tanpa sadar memeluknya.
" Ada apa? Kenapa kamu berteriak?" tanya Hibari tenang.
" A-ada ti-tikus! Di-disana..." kataku terbata-bata dan menunjukkan arah lemari.
" Tetsu, bereskan itu." kata Hibari lalu menggendongku kembali ke ruang tamu.
" U-um... Hibari-san... Turunkan aku.. Aku bisa berjalan sendiri.." kataku sambil melihat ke arah lain karena malu.
" Hn, Kyoya." katanya.
" E-eh?"
" Mulai saat ini panggil aku Kyoya." katanya singkat lalu menurunkanku.
" E-eh?! Ta-tapi!" kataku hendak membantah.
" Hn, panggil atau Kamikorosu!" katanya sambil memandang ke arahku.
" Ba-baik Kyoya-san!" kataku ketakutan.
" Hn, lain kali buang kata 'san'-nya. Untuk sekarang itu cukup." kata Hibari sambil tersenyum ke arahku dan menepuk-nepuk kepalaku dengan lembut. " Kalau begitu aku pergi dulu, ayo Tetsu." kata Hibari lalu berjalan pergi.
" Hai Kyo-san! Nona Aira saya sudah melaksanakan tugas saya. Jadi jangan khawatir. Kalau begitu saya mohon undur diri dulu." kata Kusakabe lalu mengikuti Hibari.
" K-Kyoya-san! Ha-hati-hati di jalan." kataku lalu Hibari berhenti dan memandang ke arahku lalu tersenyum. Begitu Hibari dan Kusakabe pergi aku pun terjatuh karena gugup. Rasanya kakiku lemas karena melihat senyuman Hibari yang senyata ini. Ini tidak baik untuk jantungku pikirku. Malam pun menjelang. Seharusnya Tsuna dan Gokudera sudah bertemu dengan Yamamoto versi 10th kemudian ya? pikirku. Apakah aku harus ke ruang bawah tanahnya untuk bertemu dengan Tsuna? pikirku sambil mondar mandir di kamarku.
" Hoi, jangan berisik." kata Hibari tiba-tiba ada di belakangku.
" KYAA! Hi-Hibari-san! Ke-kenapa kamu ada di sini?" tanyaku terkejut.
" Tentu saja inikan kamarku juga." katanya lalu berjalan ke arah tempat tidur. Tu-tunggu.... ini.....
" Hi-Hibari-san? Bu-bukannya ini kamrku?" tanyaku sambil gemetar.
" Hn, iya. Ini kamar 'Kita'." katanya lalu berbaring.
" APAAA!! Ka-kalau begitu mu-mulai sekarang a-aku mau kamarku se-sendiri!" kataku sambil menyembunyikan wajahku yang memerah.
" Hn, buat apa kamu malu? Sini!" perintah Hibari.
" Ti-tidak mau. A-aku mau kamarku sendiri." kataku sambil melangkah kebelakang.
" Kau ini keras kepala juga ya. Ke sini atau aku yang ke sana untuk menarikmu ha?" tanya Hibari sambil tersenyum licik. Dengan terpaksa aku berjalan ke arahnya karena tidak mau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Begitu aku mencapai tempat tidurnya aku pun ditariknya. "KYAAA!"
" Kau tidak akan aku apa-apakan. Aku hanya mau-" kata-kata Hibari terhenti karena ia sudah tertidur.
I-ini ti-tidak baik untuk jantung! Aduh aku mau mati rasanya! pikirku.
" Hoi, tenangkan dirimu. Aku tidak bisa tidur." kata Hibari tiba-tiba. Lalu aku pun berusaha untuk menenangkan diriku dengan bernyanyi. " Herbivore...." kata Hibari aku pun berhenti bernyanyi. " Lanjutkan..." katanya aku pun melanjutkan nyanyianku. Besok aku akan ke ruang bawah tanah Vongola untuk mencari Tsuna dan Reborn pikirku lalu tak lama kemudian pun aku tertidur.
Hibari POV:
Apa lagi yang sedang dipikirkannya? Membuat kepalaku pusing saja melihatnya mondar mandir.....
" Hoi, jangan berisik." kataku dibelakangnya.
" KYAAA! Hi-Hibari-san! Kenapa kamu ada di sini?" tanyanya. Cih, dia melupakannya lagi.
" Tentu saja inikan kamarku juga." jawabku lalu berjalan ke arah tempat tidur.
" Hi-Hibari-san? Bu-bukannya ini kamrku?" tanya dia sambil gemetar.
" Hn, iya. Ini kamar 'Kita'." jawabku lalu berbaring seperti biasa dia banyak bertanya.
" APAAA!! Ka-kalau begitu mu-mulai sekarang a-aku mau kamarku se-sendiri!" katanya sambil menyembunyikan wajahnya.
" Hn, buat apa kamu malu? Sini!" perintahku.
" Ti-tidak mau. A-aku mau kamarku sendiri." katanya sambil melangkah kebelakang.
" Kau ini keras kepala juga ya. Ke sini atau aku yang ke sana untuk menarikmu ha?" tanyaku dan sifatnya muncul lagi. Keras kepala, tapi itulah yang kusuka darinya. Lalu ia berjalan ke arahku dan begitu dia mencapai tempat tidur aku pun menariknya. "KYAAA!"
" Kau tidak akan aku apa-apakan. Aku hanya mau ti-dur...." kata-kataku terhenti karena aku sudah mengantuk. Aku terbangun karena degup jantungnya yang cepat. Hn, menarik juga pikirku.
" Hoi, tenangkan dirimu. Aku tidak bisa tidur." kataku tiba-tiba untuk mengejutkannya. Lalu dia pun bernyanyi mungkin untuk menenagkan dirinya pikirku. " Herbivore...." kataku dia berhenti bernyanyi. " Lanjutkan..." kataku dia pun melanjutkan nyanyiannya. Hm.... seperti biasanya..... sangat mudah untuk dijahili.....
~Bersambung~
Tu-Tunangan?! Masa depan macam apa ini? pikirku kacau. Ta-tapi..... Aku senang sih bisa tunangan dengan Hibari, tapi! itu artinya aku tidak kembali ke asalku dong~ aduuh..... Ah, ya sudahlah.... memikirkannya saja tidak akan ada akhirnya. Lalu aku berjalan ke dapur untuk meminum segelas air untuk menenangkan pikiranku. Tiba-tiba ada seekor tikus yang keluar dari sela-sela lemari.
" KYAAAAAAAAAA!!!!!" teriakku.
Hibari POV:
Hn, sejak dulu dia tetap tidak berubah. Tetap saja bertanya banyak. Hn... Tapi itulah ciri khasnya... Box weaponku, ketinggalan ya...
" Tetsu, aku kembali mengambil barangku dulu. Kau duluan saja." kataku.
" Baik Kyo-san." kata Kusakabe lalu duluan pergi. Begitu aku mencapai ruang tamu tiba-tiba aku mendengar suara teriakan Aira lalu aku cepat-cepat berlari ke arah dapur dan tiba-tiba dia berlari ke arahku dan memelukku.
Aira POV :
Lalu aku berlari kearah pintu dan ternyata Hibari datang karena terkejut dan aku tanpa sadar memeluknya.
" Ada apa? Kenapa kamu berteriak?" tanya Hibari tenang.
" A-ada ti-tikus! Di-disana..." kataku terbata-bata dan menunjukkan arah lemari.
" Tetsu, bereskan itu." kata Hibari lalu menggendongku kembali ke ruang tamu.
" U-um... Hibari-san... Turunkan aku.. Aku bisa berjalan sendiri.." kataku sambil melihat ke arah lain karena malu.
" Hn, Kyoya." katanya.
" E-eh?"
" Mulai saat ini panggil aku Kyoya." katanya singkat lalu menurunkanku.
" E-eh?! Ta-tapi!" kataku hendak membantah.
" Hn, panggil atau Kamikorosu!" katanya sambil memandang ke arahku.
" Ba-baik Kyoya-san!" kataku ketakutan.
" Hn, lain kali buang kata 'san'-nya. Untuk sekarang itu cukup." kata Hibari sambil tersenyum ke arahku dan menepuk-nepuk kepalaku dengan lembut. " Kalau begitu aku pergi dulu, ayo Tetsu." kata Hibari lalu berjalan pergi.
" Hai Kyo-san! Nona Aira saya sudah melaksanakan tugas saya. Jadi jangan khawatir. Kalau begitu saya mohon undur diri dulu." kata Kusakabe lalu mengikuti Hibari.
" K-Kyoya-san! Ha-hati-hati di jalan." kataku lalu Hibari berhenti dan memandang ke arahku lalu tersenyum. Begitu Hibari dan Kusakabe pergi aku pun terjatuh karena gugup. Rasanya kakiku lemas karena melihat senyuman Hibari yang senyata ini. Ini tidak baik untuk jantungku pikirku. Malam pun menjelang. Seharusnya Tsuna dan Gokudera sudah bertemu dengan Yamamoto versi 10th kemudian ya? pikirku. Apakah aku harus ke ruang bawah tanahnya untuk bertemu dengan Tsuna? pikirku sambil mondar mandir di kamarku.
" Hoi, jangan berisik." kata Hibari tiba-tiba ada di belakangku.
" KYAA! Hi-Hibari-san! Ke-kenapa kamu ada di sini?" tanyaku terkejut.
" Tentu saja inikan kamarku juga." katanya lalu berjalan ke arah tempat tidur. Tu-tunggu.... ini.....
" Hi-Hibari-san? Bu-bukannya ini kamrku?" tanyaku sambil gemetar.
" Hn, iya. Ini kamar 'Kita'." katanya lalu berbaring.
" APAAA!! Ka-kalau begitu mu-mulai sekarang a-aku mau kamarku se-sendiri!" kataku sambil menyembunyikan wajahku yang memerah.
" Hn, buat apa kamu malu? Sini!" perintah Hibari.
" Ti-tidak mau. A-aku mau kamarku sendiri." kataku sambil melangkah kebelakang.
" Kau ini keras kepala juga ya. Ke sini atau aku yang ke sana untuk menarikmu ha?" tanya Hibari sambil tersenyum licik. Dengan terpaksa aku berjalan ke arahnya karena tidak mau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Begitu aku mencapai tempat tidurnya aku pun ditariknya. "KYAAA!"
" Kau tidak akan aku apa-apakan. Aku hanya mau-" kata-kata Hibari terhenti karena ia sudah tertidur.
I-ini ti-tidak baik untuk jantung! Aduh aku mau mati rasanya! pikirku.
" Hoi, tenangkan dirimu. Aku tidak bisa tidur." kata Hibari tiba-tiba. Lalu aku pun berusaha untuk menenangkan diriku dengan bernyanyi. " Herbivore...." kata Hibari aku pun berhenti bernyanyi. " Lanjutkan..." katanya aku pun melanjutkan nyanyianku. Besok aku akan ke ruang bawah tanah Vongola untuk mencari Tsuna dan Reborn pikirku lalu tak lama kemudian pun aku tertidur.
Hibari POV:
Apa lagi yang sedang dipikirkannya? Membuat kepalaku pusing saja melihatnya mondar mandir.....
" Hoi, jangan berisik." kataku dibelakangnya.
" KYAAA! Hi-Hibari-san! Kenapa kamu ada di sini?" tanyanya. Cih, dia melupakannya lagi.
" Tentu saja inikan kamarku juga." jawabku lalu berjalan ke arah tempat tidur.
" Hi-Hibari-san? Bu-bukannya ini kamrku?" tanya dia sambil gemetar.
" Hn, iya. Ini kamar 'Kita'." jawabku lalu berbaring seperti biasa dia banyak bertanya.
" APAAA!! Ka-kalau begitu mu-mulai sekarang a-aku mau kamarku se-sendiri!" katanya sambil menyembunyikan wajahnya.
" Hn, buat apa kamu malu? Sini!" perintahku.
" Ti-tidak mau. A-aku mau kamarku sendiri." katanya sambil melangkah kebelakang.
" Kau ini keras kepala juga ya. Ke sini atau aku yang ke sana untuk menarikmu ha?" tanyaku dan sifatnya muncul lagi. Keras kepala, tapi itulah yang kusuka darinya. Lalu ia berjalan ke arahku dan begitu dia mencapai tempat tidur aku pun menariknya. "KYAAA!"
" Kau tidak akan aku apa-apakan. Aku hanya mau ti-dur...." kata-kataku terhenti karena aku sudah mengantuk. Aku terbangun karena degup jantungnya yang cepat. Hn, menarik juga pikirku.
" Hoi, tenangkan dirimu. Aku tidak bisa tidur." kataku tiba-tiba untuk mengejutkannya. Lalu dia pun bernyanyi mungkin untuk menenagkan dirinya pikirku. " Herbivore...." kataku dia berhenti bernyanyi. " Lanjutkan..." kataku dia pun melanjutkan nyanyiannya. Hm.... seperti biasanya..... sangat mudah untuk dijahili.....
~Bersambung~
Monday, June 17, 2013
Adventure to Katekyo Hitman Reborn World ~Episode 4~
Aira POV
:
Ugh....
Dimana ini? Apakah aku ada di rumah sekarang pikirku. Tunggu, kenapa aku
merasakan aku sedang tidur di futon? lalu aku terbangun dan melihat ke
sekelilingku. R-rumah ala jepang kuno?! Sepertinya aku pernah melihatnya
pikirku tapi di mana ya? dan di sampingku ada sebuah box mungkin ini
adalah box weapon berwarna pink. Aku mengambilnya lalu bangun dari futon dan
mulai berkeliling di rumah tersebut. Sekarang Tsuna ada di mana ya? Apakah aku
harus pergi mencarinya? Tapi aku tidak tahu jalan keluarnya. Tiba-tiba aku
mendengar suara derap kaki yang mendekat. Siapa? pikirku.
" Nona Aira?!" kata orang itu dari belakang lalu
aku memandang ke belakang ternyata itu adalah Kusakabe Tetsuya wakil dari
Hibari. " Anda terkena 10th bazooka?" tanya Kusakabe sambil tersenyum
lemah.
" U-un.... Ke-kenapa aku ada di sini
Kusakabe-san?" tanyaku bingung.
" I-itu.... Karena..." kata Kusakabe
terbata-bata. Lalu dari belakang terdengar suara langkah kaki yang mendekat dan
ternyata itu adalah Hibari.
" Hn, kau 10 tahun yang lalu ya...." kata Hibari
tenang. Uwaaaa..... Aku padahal sudah menonton KHR lebih dari sekali tapi tetap
saja membuatku berdebar-debar melihat Hibari versi 10th depan. Tanpa kusadari
wajahku menjadi panas karena malu.
" Ke-kemapa aku ada di sini?" tanyaku kepada
Hibari.
" Itu karena diluar itu tidak aman Nona Aira."
kata Kusakabe mewakili Hibari.
" Tidak aman?" tanyaku. Oh iya, Byakuran ya?
pikirku. Aku hampir saja meluapakannya.
" Kau kenapa bisa ada di sini?" tanya Hibari di
sela-sela saat aku berpikir.
" A-aku tidak sengaja mengenai bazooka Lambo..."
kataku menceritakan.
" Ah, sebaiknya Anda kembali ke kamar Anda
saja...." kata Kusakabe kepadaku.
" Eh? Kamarku? Dimana?" tanyaku bingung. Lalu
Hibari dengan cepat membawaku ke kamar tadi dan menyuruhku untuk duduk.
" Herbivore, kau pakai ini." kata Hibari sambil
melemparkanku sebuah cincin.
" Ini.... Apa?" tanyaku bingung.
" Pakai saja, dan cobalah menyalurkan energi ke
cincin itu." kata Hibari gusar dengan pertanyaanku. Lalu aku mencobanya.
Hm, menyalurkan energi ya, seperti kata Gokudera kita harus memikirkan api ya?
pikirku lalu tiba-tiba keluar api pink dari cincin itu.
" Hwa, a-api pink? Aku belum pernah
melihatnya..." kataku terkejut dengan api yang kumiliki.
" Tentu saja api Anda berbeda dengan yang
lainnya." kata Kusakabe. " Coba Anda masukkan api itu kedalam box
weapon itu," kata Kusakabe menyarankan. Lalu aku pun menurutinya. Begitu
api itu masuk ke box weapon keluarlah seekor domba berwarna pink.
“ Waaah~ Lucunyaaaa!” kataku sambil
mengeluskan pipiku ke domba tersebut. Hibari hanya tersenyum melihat tingkahku
itu.
“ Oh iya, Nona Aira kekuatanmu adalah kekuatan yang langka,
yaitu kekuatan yang bisa mengendalikan box weapon lain dan bisa mengcopy segala
kekuatan lawan dan kerena Anda baru tahu hal ini dan belum bisa
mengendalikannya, jadi sekarang untuk berjaga-jaga Anda tidak boleh keluar dari
persembunyian ini.” kata Kusakabe kepadaku.
“ Un…. Baiklah. Tapi sebaiknya kamu
memanggilku Aira saja, tidak enak kalau Kusakabe-san yang lebih tua dari aku
memanggil Nona kepadaku yang lebih kecil ini.” kataku kepada Kusakabe.
“ I-itu tidak bisa! Karena Anda adalah
tunangannya Kyo-san!” kata Kusakabe cepat-cepat.
“ Tu-TUNANGAN?! Se-sejak kapan aku
menjadi tunangan Hibari-san?!” teriakku terkejut dengan pernyataan Kusakabe.
“ Hn, tentu saja sejak kita bertemu
Herbivore…” kata Hibari singkat.
“ Ta-tapi kitakan tidak memiliki
hubungan yang baik maupun dekat!” kataku tak percaya dengan apa yang kudengar
ini.
“ Hn, diam saja kau dan tidur sana. Kami
ada urusan yang mendesak.” kata Hibari lalu pergi.
“ Permisi Nona Aira.” kata Kusakabe lalu
mengikuti Hibari meninggalkan aku yang kehilangan akal. Ba-bagaimana bisa aku
bertunangan dengan Hibari?! Itu artinya aku tidak kembali ke tempat asalku
dong? pikirku. Bagaimana ini?
Tsuna
POV:
Ini
di mana? Gelap sekali. Lalu aku mencoba untuk bangun. Ah, bisa bergerak. Ini
dimana? pikirku. Di sekelilingku hanya ada hutan yang lebat saja.
“I-ini Peti matiii?!” teriakku
keras-keras.
“ Siapa itu?!” kata seseorang tiba-tiba
dan ternyata itu adalah Gokudera 10th kemudian.
“Go-Gokudera-kun?” kataku tekejut. “
Kenapa aku ada di sini?” tanyaku bingung.
“ Ukh, Jyuudaime…. Anda harus melakukan
apa yang kukatakan sekarang.” kata Gokudera sambil mengeluarkan Foto seorang
pemuda memakai kacamata. “ Anda harus membunuh pemuda ini begitu Anda sampai di
masa lalu.” kata Gokudera.
“ Eh?! Me-membunuh pemuda ini?” kataku
terkejut dengan perkataan Gokudera. “ La-lalu kenapa aku ada di peti mati ini?”
tanyaku lalu dengan enggan Gokudera manjawab tiba-tiba keluar asap berwarna
pink dan muncullah Gokudera versi remaja.
“ J-Jyuudaime?!” kata Gokudera terkejut.
“ Go-Gokudera-kuun?!” kataku terkejut.
Ah~ padahal sedikit lagi aku akan tahu kenapa aku ada di peti mati ini pikirku.
“ Kenapa Jyuudaime ada di sini?” tanya
Gokudera.
“ Aku terkena bazookanya Lambo dan…. Ah!
Aira-san juga terkena bazooka Lambo sebelum aku! Bagaimana ini?! Kita harus
segera mencari Aira-san!” kataku panik begitu tahu Aira-san yang tidak tahu
apa-apa pergi ke dunia yang tak di kenal! Ini semua salahku! pikirku.
“ Aira? Ah, Fuji itu? Tenang saja
Jyuudaime, kita nanti pasti juga akan bisa ketemu Fuji itu. Kita sama-sama cari
saja Fuji itu san Reborn-san!” kata Gokudera sambil tersenyum.
“ Un… Kalau begitu ayo kita cari jalan
keluar dari hutan ini.” kataku. Semoga Aira-san dan Reborn baik-baik saja!
pikirku.
~Bersambung~
Saturday, June 15, 2013
Adventure to Katekyo Hitman Reborn World ~Episode 3~
Keesokan harinya kami pergi ke sekolah seperti biasanya. Aku semakin lama semakin penasaran sekarang aku ada di episode berapa.
" Um.... Tsuna-san, apakah kamu kenal dengan orang yang mempunyai potongan rambut seperti nanas?" tanyaku kepada Tsuna.
" E-eh?! K-kamu kenal Mukuro-san?!" tanya Tsuna terkejut dengan pertanyaanku.
" E-eh!? Ti-tidak kok.... Aku hanya melihat orang yang berambut sama seperti itu kok kemarin." kataku mencoba merubah arah pembicaraan.
" Ah~ Kalau itu mungkin Chrome-san. Dia juga memiliki gaya rambut yang sama dengan Mukuro, jangan mengejutkanku dong Aira-san..." kata Tsuna sambil tertawa gugup.
" Maaf aku menanyakan hal yang aneh-aneh." kataku.
" Eh? Tidak apa-apa kok...." kata Tsuna kepadaku.
Kami pun sampai di sekolah tanpa di hukum oleh Hibari. Hari-hari di sekolah sangat membosankan. Padahalkan harusnya aku sedang liburan musim panas pikirku. Tanpa sadar aku menghelakan napas dengan keras.
" K-kamu tidak apa-apa Aira-san?" tanya Tsuna khawatir.
" E-eh?! I-iya, aku tidak apa-apa kok... Jangan khawatir." kataku sambil tersenyum.
" Kamu hari ini sepertinya tidak bersemangat ya?" tanya Yamamoto dengan wajah yang khawatir.
" T-tidak kok! Aku sedang ada sedikit pikiran saja..." kataku sambil tertawa.
" A-apa itu? Ceritakan saja kepada kami. Kami siap membantu kok." kata Tsuna sambil tersenyum.
" U-unn... Tidak apa-apa kok, jangan khawatir." kataku lalu hendak pergi tapi aku menabrak sesuatu. " Ittai! Ah, maaf aku tidak melihat ke de-" kataku terhenti dan melihat orang yang ada di depanku dan ternyata itu adalah Hibari.
" Hn, berhenti berkerumun di atap." kata Hibari kepada Tsuna dan yang lainnya.
" Hiiiiii~ Gomenasai Hibari-saaan!" kata Tsuna ketakutan.
" Hei, ini atap untuk umum, jangan sembarangan memerintahkan orang untuk pergi dong!" kataku marah dengan kata-kata Hibari, meskipun aku menyukainya tapi seharusnya ia memberiakan sedikit kebebasan untuk murid-murid di sini.
" Hiiiii~~ Aira-san! Jangan!" kata Tsuna kepadaku.
" Hn, kau. Kamikorosu!" kata Hibari sambil mengeluarkan tonfanya dan menyerangku. Aku pun menghindari segala serangannya.
" Seseorang selamatkan Aira-saaaannn!!!!" kata Tsuna ketakutan.
" Kaulah yang harus menyelamatkannya!" kata Reborn tiba-tiba muncul dan menembak Tsuna dengan peluru Dying will.
Tanpa sadar Tsuna menghentikan Hibari dengan kedua tangannya memegang tonfa Hibari.
" Hentikan Hibari-san! Kau bisa melukai anak yang tidak bersalah." kata Tsuna.
" Hn, Kalau begitu kalian semua harus pergi dari sini sekarang." kata Hibari. Lalu kami pun turun dari atap. Bel pulang pun berbunyi aku, Tsuna dan Reborn pun pulang ke rumah.
" Haaah... tes tadi pun tidak bagus." kata Tsuna sambil menghela napas.
" Kalau begitu begitu sampai rumah kita akan belajar hingga malam." kata Reborn menyarankan.
" Eh?! Itu sangat buruk!" teriak Tsuna
" Hahahaha.... Nanti aku juga akan membantumu Tsuna-san." kataku sambil tersenyum.
" Terima kasih ya Aira-san..." kata Tsuna sambil tersenyum. Lalu tiba-tiba dari belakang ada Lambo yang sambil memegang balon berlari ke arah kami.
" Hahahahaha.... Tsuna! Aira! Tungguuu!!!" teriak Lambo. " Lihat! Lihat! Ini kudapatkan dari supermarket looh! Di sana ada banyak orang dan dia memberikanku ini juga!" kata Lambo menjelaskan sambil memperlihatkan permen yang didapatkannya.
" Oh, itu bagus! Bagaimana mengatakannya ya dia itu sangat tak bersalah." kata Tsuna sambil tersenyum pahit.
" Seperti biasa sifat anak kecil." kata Reborn.
" Reborn! Kamu mengejekku ya?" kata Lambo marah.
" Aku bukan mengejek, aku hanya memberi tahu yang sebenarnya saja." kata Reborn.
" Oh, hanya itu saja? Bukan! Kamu mengejekku!" kata Lambo sadar dengan kata-kata Reborn. Lalu Lambo mengeluarkan bom dari kepalanya, tapi Reborn dengan cepat menendang wajah Lambo dan bom itu masuk ke dalam mulut Lambo. " Ah~ untungnya aku belum menarik pemicunya." kata Lambo.
" Sayang sekali, aku hampir saja mengubahmu menjadi asap." kata Reborn.
" Ah... Kamu seharusnya tidak terlalu kejam Reborn." kata Tsuna mengingatkan.
" Iya, hampir saja Lambo terluka." kataku.
" Uhhh~ Terkutuklah kau Rebooorn!" kata Lambo sambil mengerluarkan bazookanya.
" Berubahlah menjadi bintang." kata Reborn sambil melemparnya dengan batu. Lalu bazookanya pun melayang ke arah Reborn. Ah, aku tahu episode ini! Ini sudah mau sampai ke masa depan! pikirku.
" Itu datang ke arahmu Reborn!" kata Tsuna sambil berteriak.
" Ini tidak bagus. Aku tidak bisa bergerak." kata Reborn. Lalu Reborn pun masuk ke 10th Bazooka. Asap pink pun menyebar.
" Reborn terkena 10th bazooka! Tidak itu artinya.... Reborn yang 10 tahun kedepan akan ada di sini?!" kata Tsuna lalu asapnya pun mulai menghilang dan tidak ada apa-apa di sana. " A-apa?" kata Tsuna bingung.
" Apa? itu tadi?" tanyaku.
" Reborn! Reborn tidak ada!" teriak Tsuna. " Seharusnya dia ada saat 10 tahu kedepan!" teriak Tsuna.
" Te-tenanglah Tsuna-san! Mungkin kita harus menunggu sampai 5 menit kedepan." kataku sambil menenagkan Tsuna.
" U-un... Kalau begitu ayo kita pulang." kata Tsuna akhirnya tenang. 5 menit telah berlalu, Tsuna pun makin khawatir dengan Reborn. Lalu ia berlari keluar untuk mencari Reborn.
" Aira-san! Ayo kita cari Reborn bersama-sama!" kata Tsuna.
" U-un!" kataku. Lalu di tengah jalan kami bertemu dengan Gokudera dan Haru yang sedang bertengkar.
" Gokudera-kun! Haru!" teriak Tsuna.
" Ah, Tsuna-san!" teriak Haru.
" J-jyuudaime!" kata Gokudera terkejut.
" Tsuna-san... Siapa gadis ini?" tanya Haru.
" E-eh?! Oh iya, kamu belum pernah bertemu dengan Aira-san ya." kata Tsuna.
" Perkenalkan namaku Fuji Aira. Panggil saja Aira." kataku sambil tersenyum.
" Hahi! Namaku Miura Haru. Panggil saja Haru! Semoga kita bisa menjadi teman yaa~!" kata Haru sambil menjabat tanganku.
" Oh ya, Jyuudaime mau ke mana?" tanya Gokudera.
" Eh? Itu... Reborn.... Tidak...." kata Tsuna terbata-bata.
" Ada apa dengan Rebon-san?" tanya Gokudera.
" Sebenarnya.... Reborn terkena 10th bazooka da sampai sekarang belum pulang." kataku.
" Apa?! Dan samapi sekarang belum kembali?" tanya Gokudera terkejut.
" Un... Makanya sekarang aku dan Aira-san keluar untuk mencari Reborn." kata Tsuna.
" Kalau begitu ayo kita cari Reborn-san! Aku akan pergi ke sekolah!" kata Gokudera.
" Haru akab pergi ke rumah Yamamoto!" kata Haru lalu berlari pergi.
" Kalau begitu ayo kita ke taman Aira-san!" kata Tsuna. Lalu bertemu dengan I-pin di taman.
" Nee.... I-pin apakah kamu lihat Reborn?" tanya Tsuna.
" I-pin tidak tahu." kata I-pin.
" Oh, kalau kamu bertemu dengannya beri tahu kami ya." kataku. Lalu kami berlari keluar dan Tsuna pun tanpa sengaja menabrak seseorang. Ah! Itu Irie Shouichi pikirku.
" Ah! Maaf! Kamu tidak apa-apa?" tanya Tsuna. Aku tahu bagian ini! Dia setelah ini akan lari ketakutan karena kejadian yang lalu! pikirku sambil tertawa.
" Ugh, Aira-san jangan tertawa dong...." kata Tsuna kepadaku.
" Ahaha, ma-maaf... Aku tidak tahu kamu ditakuti oleh orang itu." kataku sambil menahan tawa.
" Ah! Mungkin Lambo versi dewasa akan tahu hal itu!" kata Tsuna tiba-tiba lalu kami pun berlari ke arah rumah mencari Lambo. Ternyata Lambo tertidur di kamar Tsuna.
" Lambo! Bangun!" kata Tsuna sambil membangunkan Lambo. Setelah beberapa kali membangunkannya akhirnya Lambo pun terbangun. " Lambo keluarkan 10th bazookanya!" kata Tsuna.
" Lambo tidak tahu yang namanya 10th bazooka!" kata Lambo.
" Ini loh yang ada di kepalamu!" kata Tsuna sambil menarik bazookanya. Terjadi tarik menarik antara Tsuna dan Lambo. Haah, aku tak akan bisa pergi ke sana... pikirku lalu tanpa sadar bazooka itu melayang ke arahku.
" Hwaaaa!!!! Awas Aira-saaan!!!!" teriak Tsuna kepadaku. Tapi sudah terlambat aku sudah masuk ke bazooka tersebut. Ah, mungkin aku akan kembali lagi ke duniaku pikirku.
Tsuna POV:
Oh tidak! Aira-san terkena 10th bazooka! Aku harus menyelamatkannya! Lalu aku pun masuk ke dalam 10th bazooka.
~Bersambung~
" Um.... Tsuna-san, apakah kamu kenal dengan orang yang mempunyai potongan rambut seperti nanas?" tanyaku kepada Tsuna.
" E-eh?! K-kamu kenal Mukuro-san?!" tanya Tsuna terkejut dengan pertanyaanku.
" E-eh!? Ti-tidak kok.... Aku hanya melihat orang yang berambut sama seperti itu kok kemarin." kataku mencoba merubah arah pembicaraan.
" Ah~ Kalau itu mungkin Chrome-san. Dia juga memiliki gaya rambut yang sama dengan Mukuro, jangan mengejutkanku dong Aira-san..." kata Tsuna sambil tertawa gugup.
" Maaf aku menanyakan hal yang aneh-aneh." kataku.
" Eh? Tidak apa-apa kok...." kata Tsuna kepadaku.
Kami pun sampai di sekolah tanpa di hukum oleh Hibari. Hari-hari di sekolah sangat membosankan. Padahalkan harusnya aku sedang liburan musim panas pikirku. Tanpa sadar aku menghelakan napas dengan keras.
" K-kamu tidak apa-apa Aira-san?" tanya Tsuna khawatir.
" E-eh?! I-iya, aku tidak apa-apa kok... Jangan khawatir." kataku sambil tersenyum.
" Kamu hari ini sepertinya tidak bersemangat ya?" tanya Yamamoto dengan wajah yang khawatir.
" T-tidak kok! Aku sedang ada sedikit pikiran saja..." kataku sambil tertawa.
" A-apa itu? Ceritakan saja kepada kami. Kami siap membantu kok." kata Tsuna sambil tersenyum.
" U-unn... Tidak apa-apa kok, jangan khawatir." kataku lalu hendak pergi tapi aku menabrak sesuatu. " Ittai! Ah, maaf aku tidak melihat ke de-" kataku terhenti dan melihat orang yang ada di depanku dan ternyata itu adalah Hibari.
" Hn, berhenti berkerumun di atap." kata Hibari kepada Tsuna dan yang lainnya.
" Hiiiiii~ Gomenasai Hibari-saaan!" kata Tsuna ketakutan.
" Hei, ini atap untuk umum, jangan sembarangan memerintahkan orang untuk pergi dong!" kataku marah dengan kata-kata Hibari, meskipun aku menyukainya tapi seharusnya ia memberiakan sedikit kebebasan untuk murid-murid di sini.
" Hiiiii~~ Aira-san! Jangan!" kata Tsuna kepadaku.
" Hn, kau. Kamikorosu!" kata Hibari sambil mengeluarkan tonfanya dan menyerangku. Aku pun menghindari segala serangannya.
" Seseorang selamatkan Aira-saaaannn!!!!" kata Tsuna ketakutan.
" Kaulah yang harus menyelamatkannya!" kata Reborn tiba-tiba muncul dan menembak Tsuna dengan peluru Dying will.
Tanpa sadar Tsuna menghentikan Hibari dengan kedua tangannya memegang tonfa Hibari.
" Hentikan Hibari-san! Kau bisa melukai anak yang tidak bersalah." kata Tsuna.
" Hn, Kalau begitu kalian semua harus pergi dari sini sekarang." kata Hibari. Lalu kami pun turun dari atap. Bel pulang pun berbunyi aku, Tsuna dan Reborn pun pulang ke rumah.
" Haaah... tes tadi pun tidak bagus." kata Tsuna sambil menghela napas.
" Kalau begitu begitu sampai rumah kita akan belajar hingga malam." kata Reborn menyarankan.
" Eh?! Itu sangat buruk!" teriak Tsuna
" Hahahaha.... Nanti aku juga akan membantumu Tsuna-san." kataku sambil tersenyum.
" Terima kasih ya Aira-san..." kata Tsuna sambil tersenyum. Lalu tiba-tiba dari belakang ada Lambo yang sambil memegang balon berlari ke arah kami.
" Hahahahaha.... Tsuna! Aira! Tungguuu!!!" teriak Lambo. " Lihat! Lihat! Ini kudapatkan dari supermarket looh! Di sana ada banyak orang dan dia memberikanku ini juga!" kata Lambo menjelaskan sambil memperlihatkan permen yang didapatkannya.
" Oh, itu bagus! Bagaimana mengatakannya ya dia itu sangat tak bersalah." kata Tsuna sambil tersenyum pahit.
" Seperti biasa sifat anak kecil." kata Reborn.
" Reborn! Kamu mengejekku ya?" kata Lambo marah.
" Aku bukan mengejek, aku hanya memberi tahu yang sebenarnya saja." kata Reborn.
" Oh, hanya itu saja? Bukan! Kamu mengejekku!" kata Lambo sadar dengan kata-kata Reborn. Lalu Lambo mengeluarkan bom dari kepalanya, tapi Reborn dengan cepat menendang wajah Lambo dan bom itu masuk ke dalam mulut Lambo. " Ah~ untungnya aku belum menarik pemicunya." kata Lambo.
" Sayang sekali, aku hampir saja mengubahmu menjadi asap." kata Reborn.
" Ah... Kamu seharusnya tidak terlalu kejam Reborn." kata Tsuna mengingatkan.
" Iya, hampir saja Lambo terluka." kataku.
" Uhhh~ Terkutuklah kau Rebooorn!" kata Lambo sambil mengerluarkan bazookanya.
" Berubahlah menjadi bintang." kata Reborn sambil melemparnya dengan batu. Lalu bazookanya pun melayang ke arah Reborn. Ah, aku tahu episode ini! Ini sudah mau sampai ke masa depan! pikirku.
" Itu datang ke arahmu Reborn!" kata Tsuna sambil berteriak.
" Ini tidak bagus. Aku tidak bisa bergerak." kata Reborn. Lalu Reborn pun masuk ke 10th Bazooka. Asap pink pun menyebar.
" Reborn terkena 10th bazooka! Tidak itu artinya.... Reborn yang 10 tahun kedepan akan ada di sini?!" kata Tsuna lalu asapnya pun mulai menghilang dan tidak ada apa-apa di sana. " A-apa?" kata Tsuna bingung.
" Apa? itu tadi?" tanyaku.
" Reborn! Reborn tidak ada!" teriak Tsuna. " Seharusnya dia ada saat 10 tahu kedepan!" teriak Tsuna.
" Te-tenanglah Tsuna-san! Mungkin kita harus menunggu sampai 5 menit kedepan." kataku sambil menenagkan Tsuna.
" U-un... Kalau begitu ayo kita pulang." kata Tsuna akhirnya tenang. 5 menit telah berlalu, Tsuna pun makin khawatir dengan Reborn. Lalu ia berlari keluar untuk mencari Reborn.
" Aira-san! Ayo kita cari Reborn bersama-sama!" kata Tsuna.
" U-un!" kataku. Lalu di tengah jalan kami bertemu dengan Gokudera dan Haru yang sedang bertengkar.
" Gokudera-kun! Haru!" teriak Tsuna.
" Ah, Tsuna-san!" teriak Haru.
" J-jyuudaime!" kata Gokudera terkejut.
" Tsuna-san... Siapa gadis ini?" tanya Haru.
" E-eh?! Oh iya, kamu belum pernah bertemu dengan Aira-san ya." kata Tsuna.
" Perkenalkan namaku Fuji Aira. Panggil saja Aira." kataku sambil tersenyum.
" Hahi! Namaku Miura Haru. Panggil saja Haru! Semoga kita bisa menjadi teman yaa~!" kata Haru sambil menjabat tanganku.
" Oh ya, Jyuudaime mau ke mana?" tanya Gokudera.
" Eh? Itu... Reborn.... Tidak...." kata Tsuna terbata-bata.
" Ada apa dengan Rebon-san?" tanya Gokudera.
" Sebenarnya.... Reborn terkena 10th bazooka da sampai sekarang belum pulang." kataku.
" Apa?! Dan samapi sekarang belum kembali?" tanya Gokudera terkejut.
" Un... Makanya sekarang aku dan Aira-san keluar untuk mencari Reborn." kata Tsuna.
" Kalau begitu ayo kita cari Reborn-san! Aku akan pergi ke sekolah!" kata Gokudera.
" Haru akab pergi ke rumah Yamamoto!" kata Haru lalu berlari pergi.
" Kalau begitu ayo kita ke taman Aira-san!" kata Tsuna. Lalu bertemu dengan I-pin di taman.
" Nee.... I-pin apakah kamu lihat Reborn?" tanya Tsuna.
" I-pin tidak tahu." kata I-pin.
" Oh, kalau kamu bertemu dengannya beri tahu kami ya." kataku. Lalu kami berlari keluar dan Tsuna pun tanpa sengaja menabrak seseorang. Ah! Itu Irie Shouichi pikirku.
" Ah! Maaf! Kamu tidak apa-apa?" tanya Tsuna. Aku tahu bagian ini! Dia setelah ini akan lari ketakutan karena kejadian yang lalu! pikirku sambil tertawa.
" Ugh, Aira-san jangan tertawa dong...." kata Tsuna kepadaku.
" Ahaha, ma-maaf... Aku tidak tahu kamu ditakuti oleh orang itu." kataku sambil menahan tawa.
" Ah! Mungkin Lambo versi dewasa akan tahu hal itu!" kata Tsuna tiba-tiba lalu kami pun berlari ke arah rumah mencari Lambo. Ternyata Lambo tertidur di kamar Tsuna.
" Lambo! Bangun!" kata Tsuna sambil membangunkan Lambo. Setelah beberapa kali membangunkannya akhirnya Lambo pun terbangun. " Lambo keluarkan 10th bazookanya!" kata Tsuna.
" Lambo tidak tahu yang namanya 10th bazooka!" kata Lambo.
" Ini loh yang ada di kepalamu!" kata Tsuna sambil menarik bazookanya. Terjadi tarik menarik antara Tsuna dan Lambo. Haah, aku tak akan bisa pergi ke sana... pikirku lalu tanpa sadar bazooka itu melayang ke arahku.
" Hwaaaa!!!! Awas Aira-saaan!!!!" teriak Tsuna kepadaku. Tapi sudah terlambat aku sudah masuk ke bazooka tersebut. Ah, mungkin aku akan kembali lagi ke duniaku pikirku.
Tsuna POV:
Oh tidak! Aira-san terkena 10th bazooka! Aku harus menyelamatkannya! Lalu aku pun masuk ke dalam 10th bazooka.
~Bersambung~
Monday, June 10, 2013
Adventure to Katekyo Hitman Reborn World ~Episode 2~
Pagi menjelang dan aku dibangunkan dengan suara alarm.
" Ugh, sudah pagi......" aku terbangun dan terkejut dengan lingkungan asing. Ah, oh iya. Aku kan sekarang ada di dunia KHR. Lalu aku pun berganti seragam sekolahku dan turun kebawah. Saat di bawah aku sudah disambut dengan suara tawa Lambo dan I-pin.
" O-ohayou gozaimasu...." kataku menyapa Ibunya Tsuna dan semuanya.
" Ara? Ohayou Aira-chan~ Silakan duduk. Sarapannya sudah mau selesai." kata Nana.
" U-un.... T-tsuna-san masih belum bangun.... Mau kubangunkan?" kataku.
" Biarkan saja dia sebentar.... Nanti juga akan bangun. Duduklah." kata Reborn sambil memakan sarapannya. Tiba-tiba terdengar suara derapan kaki dari atas.
" Ahh!!!! Aku akan terlambat ke sekolahhh!!!" teriak Tsuna sambil memakai dasinya.
" Ah, o-ohayou Tsuna-san..." kataku sambil tersenyum.
" Ah, Aira-san! Ayo cepat! Nanti kita akan terlambat! Aku tidak ingin kamu terluka di hari pertama kamu sekolah." kata Tsuna lalu kami bergegas ke Namimori Gakuen. Di tengah jalan kami bertemu dengan Yamamoto dan Gokudera.
" Ohayou gozaimasu Jyuudaime! Fuji." sapa Gokudera kepada kami.
" Yo! Ohayou! Tsuna! Fuji!" sapa Yamamoto sambil tersenyum. Lalu kami bersama-sama pergi ke sekolah sambil berbincang-bincang. Tapi setibanya di Namimori Gakuen bel masuk sudah berbunyi.
" Ah gawat! Ayo kita lari!" kata Tsuna takut. Kemudian kami pun berlari ke arah gerbang sekolah dan langsung disambut oleh Hibari.
" Kalian terlambat Herbivore! Kamikorosu!" kata Hibari sambil mengayunkan tonfanya ke arah kami. Tsuna ditarik Gokudera menyingkir karena Tsuna tidak bisa bergerak sedangkan Yamamoto sudah menyingkir dari tadi dan sisa aku yang hanya berdiri dian terkejut dengan pertemuan pertama dengan Hibari.
" Awas Aira-saaaan!!!!!" teriak Tsuna lalu aku tersadar dari lamunanku dan langsung mengelak serangan Hibari. Berkali-kali Hibari menyerangku dan aku tetap bisa menghindarinya.
" Wao.... Hebat juga kau Herbivore.... Kalau begitu aku akan lebih serius." kata Hibari terkesan dan mempercepat temponya.
" A-ah! T-tunggu H-hibari-san!!! Aku tidak bermaksud untuk melawanmu!" kataku panik.
" Hn.... Sejak kapan kamu tahu namaku hah Herbivore?" tanya Hibari.
Akh!? Gawat, tanpa sadar namanya terselip dimulutku! Habislah aku! pikirku.
" Ciaossu Hibari...."kata Reborn tiba-tiba muncul.
" Ah.... Bayi... aku tidak punya waktu untuk melawanmu sekarang. Ada seseorang yang lebih menarik...." kata Hibari kepada Reborn.
" Kalau kamu melawannya sekarang tidak akan seru Hibari, lebih baik kamu menunggunya hingga dia dilatih terlebih dahulu." kata Reborn menyarankan.
" Hn..... Baiklah...." kata Hibari sambil menurunkan tonfanya dariku.
" Kyo-san! Anda jangan menyerang murud baru itu."kata Kusakabe tiba-tiba dari belakang.
" Hn... Tetsu, sejak kapan kamu memerintahku?" kata Hibari sambil memandang marah kearah Kusakabe.
" M-maafkan Saya Kyo-san!" kata Kusakabe sambil menundukkan kepalanya meminta maaf.
" Hn...... Masuklah ke kelas.... Kali ini kalian kubiarkan masuk." kata Hibari lalu berjalan pergi.
" Uwaa.... Sugoii na Aira-san!" kata Tsuna ketika Hibari pergi.
" U... A-aku tidak terlalu hebat kok...." kataku tersipu-sipu.
" Sudah ayo kita ke kelas...." kata Yamamoto menyarankan. Lalu aku pun masuk ke kelas yang sama dengan Tsuna dkk. Aku duduk di belakangnya Tsuna. Pelajaran pertama adalah Inggris.
" Baik, Fuji-san! Tolong bacakan halaman berikutnya!" perintah guru inggris kami.
" Baik pak..." katakau lalu membacakan teks bacaan yang ada di sana.
" Su-sudah Fuji-san, kamu tidak perlu membacanya sampai habis. Tapi pelafalanmu tadi itu bagus." puji guru itu lalu aku pun duduk. Bel tanda istirahat pun berbunyi, Kami semua berkumpul di atap untuk sarapan.
" Wah, kamu hebat sekali Aira-san!" puji Tsuna
" U- a-aku dari dulu sudah belajar untuk mandiri... Karena dari saat aku lahir aku sudah ditinggalkan oleh orang tuaku... jadi selama ini aku tinggal di panti asuhan bersama adik dan teman sebayaku." kataku sedih.
" A-ah... maaf aku mengatakan hal yang tidak-tidak." kata Tsuna sadar dengan kesedihanku.
" U-unn... Tidak apa-apa kok.... Aku juga senang ada di sini bersama kalian semua." kataku sambil tersenyum.
" Tentu saja! Jyuudaime itu sangat baik dan pengertian!" kata Gokudera.
" Ahahahaha.... Kalau kamu ada masalah ceritakan saja kepada kami, kami akan siap membantumu!" kata Yamamoto.
" A-ah iiya! Kami akan membantumu semampu kami! Jadi jangan malu-malu!" kata Tsuna sambil tersenyum. Tanpa kuketahui ada air mata yang mengalir di pipiku.
" E-eh?! K-kamu tidak apa-apa Aira-san?!" tanya Tsuna terkejut melihatku menangis.
" E-eh? Aku tidak apa-apa kok.... Terima kasih telah mengkhawatirkanku.... Aku sangat senang karena bisa bertemu dengan kalian.... Karena di duniaku aku hanya memiliki seorang teman dan adik kakak di panti asuhan saja." kataku sambil menghapus air mataku.
" Kalau begitu ayo kita hibur Aira!" kata Yamamoto memberi saran.
" Eh?! I-itu tidak perlu!" kataku terkejut.
" Herbivore... berhenti berkerumun di sini.... KAMIKOROSU!" kata Hibari tiba-tiba muncul.
" Hi-Hibari-san!!???? Gomenasaiiii!!!" teriak Tsuna lari dari atap.
Setelah itu pun kami turun dari atap karena Hibari yang menyuruh kami turun. Hari-hari di sekolah pun berjalan seperti biasa tanpa ada kejadian apa-apa. Aku sempat berpikir ini sudah sampai di mana ya? Apakah mereka sudah melewati konflik cincin Vongola? pikirku. Lalu tiba-tiba Reborn muncul.
" Ciaossu... Aira-chan aku ingin berbicara denganmu sebentar." kata Reborn kepadaku.
" Uun,,, ii yo.... " kataku bingung dengan Reborn.
" Kamu mulai saat ini akan menjadi bagin dari Vongola Family..." kata Reborn kepadaku.
" Eh?! T-tapi!" kataku hendak membantah.
" Sudah ayo kita pulang, nanti mama akan khawatir denganmu." kata Reborn lalu meloncat ke atas bahuku.
" U-un.... baiklah...." kataku tak mampu melawan Reborn.
Malam itu kami lewati dengan mengerjakan tugas Inggris. Tsuna sepertinya kesusahan saat mengerjakannya, jadi aku pergi ke kamarnya untuk membantunya... Kami mengerjakannya hingga pukul 11 malam.
" Nah, dengan ini sudah selesai..." kataku.
" Uh... terima kasih ya Aira-san kamu harus membantuku lagi mengerjakan tugas Inggris ini, padahalkan kamu sudah selesai." kata Tsuna kepadaku dengan perasaan bersalah.
" Ah... tidak apa-apa kok... Aku juga senang bisa membantumu~" kataku sambil tersenyum.
" U- se-sekali lagi terima kasih ya..." kata Tsuna sambil tersenyum malu-malu.
" Kalau begitu cepat tidur sana Dame Tsuna, kau membuat dia kekurangan jam tidurnya saja." kata Reborn sambil menendang kepala Tsuna.
" ITTAI! Reborn! Ah- kalau begitu selamat malam Aira-san! Maaf membuatmu bergadang!" kata Tsuna kepadaku.
" Uun.... saa... Oyasumi Tsuna dan Reborn-san" kataku lalu berjalan ke arah kamarku.
~Bersambung~
" U- a-aku dari dulu sudah belajar untuk mandiri... Karena dari saat aku lahir aku sudah ditinggalkan oleh orang tuaku... jadi selama ini aku tinggal di panti asuhan bersama adik dan teman sebayaku." kataku sedih.
" A-ah... maaf aku mengatakan hal yang tidak-tidak." kata Tsuna sadar dengan kesedihanku.
" U-unn... Tidak apa-apa kok.... Aku juga senang ada di sini bersama kalian semua." kataku sambil tersenyum.
" Tentu saja! Jyuudaime itu sangat baik dan pengertian!" kata Gokudera.
" Ahahahaha.... Kalau kamu ada masalah ceritakan saja kepada kami, kami akan siap membantumu!" kata Yamamoto.
" A-ah iiya! Kami akan membantumu semampu kami! Jadi jangan malu-malu!" kata Tsuna sambil tersenyum. Tanpa kuketahui ada air mata yang mengalir di pipiku.
" E-eh?! K-kamu tidak apa-apa Aira-san?!" tanya Tsuna terkejut melihatku menangis.
" E-eh? Aku tidak apa-apa kok.... Terima kasih telah mengkhawatirkanku.... Aku sangat senang karena bisa bertemu dengan kalian.... Karena di duniaku aku hanya memiliki seorang teman dan adik kakak di panti asuhan saja." kataku sambil menghapus air mataku.
" Kalau begitu ayo kita hibur Aira!" kata Yamamoto memberi saran.
" Eh?! I-itu tidak perlu!" kataku terkejut.
" Herbivore... berhenti berkerumun di sini.... KAMIKOROSU!" kata Hibari tiba-tiba muncul.
" Hi-Hibari-san!!???? Gomenasaiiii!!!" teriak Tsuna lari dari atap.
Setelah itu pun kami turun dari atap karena Hibari yang menyuruh kami turun. Hari-hari di sekolah pun berjalan seperti biasa tanpa ada kejadian apa-apa. Aku sempat berpikir ini sudah sampai di mana ya? Apakah mereka sudah melewati konflik cincin Vongola? pikirku. Lalu tiba-tiba Reborn muncul.
" Ciaossu... Aira-chan aku ingin berbicara denganmu sebentar." kata Reborn kepadaku.
" Uun,,, ii yo.... " kataku bingung dengan Reborn.
" Kamu mulai saat ini akan menjadi bagin dari Vongola Family..." kata Reborn kepadaku.
" Eh?! T-tapi!" kataku hendak membantah.
" Sudah ayo kita pulang, nanti mama akan khawatir denganmu." kata Reborn lalu meloncat ke atas bahuku.
" U-un.... baiklah...." kataku tak mampu melawan Reborn.
Malam itu kami lewati dengan mengerjakan tugas Inggris. Tsuna sepertinya kesusahan saat mengerjakannya, jadi aku pergi ke kamarnya untuk membantunya... Kami mengerjakannya hingga pukul 11 malam.
" Nah, dengan ini sudah selesai..." kataku.
" Uh... terima kasih ya Aira-san kamu harus membantuku lagi mengerjakan tugas Inggris ini, padahalkan kamu sudah selesai." kata Tsuna kepadaku dengan perasaan bersalah.
" Ah... tidak apa-apa kok... Aku juga senang bisa membantumu~" kataku sambil tersenyum.
" U- se-sekali lagi terima kasih ya..." kata Tsuna sambil tersenyum malu-malu.
" Kalau begitu cepat tidur sana Dame Tsuna, kau membuat dia kekurangan jam tidurnya saja." kata Reborn sambil menendang kepala Tsuna.
" ITTAI! Reborn! Ah- kalau begitu selamat malam Aira-san! Maaf membuatmu bergadang!" kata Tsuna kepadaku.
" Uun.... saa... Oyasumi Tsuna dan Reborn-san" kataku lalu berjalan ke arah kamarku.
~Bersambung~
Saturday, June 8, 2013
Adventure to Katekyo Hitman Reborn World ~ Episode 1~
Ah.....
Mulai besok liburan musin panas deh.... Untung aku sudah membeli kaset Katekyo Hitman Reborn sebelum liburan dengan uang kerja sambilanku. Dari dulu aku menonton dengan temanku di rumahnya. Sampai-sampai dimarahi oleh Ibu panti asuhan. Saat pertama kali menonton aku langsung jatuh cinta dengan karakternya. Terutama karakter Hibari Kyoyanya. Aku sempat berpikir coba saja aku bisa masuk ke dunia KHR, tapi tidak mungkinlah.
Ah! Hari sudah semakin sore! Nanti dimarahi Ibu panti deh ini gara-gara aku berpikir yang tidak-tidak sih. Lalu aku cepat-cepat berlari tapi terhenti karena di depan ada satu benda aneh tergeletak dan menghalangi jalan. Sepertinya aku pernah melihat benda ini pikirku. Ah! inikan seperti bazooka millik Lambo! pikirku. Lalu aku mendekatinya dengan hati-hati. Aku lalu penasaran lalu memegangnya dan tiba-tiba keluar asap berwarna pink. Aku seperti melewati tunel berwarna pink ke unguan dan tiba-tiba terjatuh di sebuah tempat
" KYAAAA!!!" teriakku.
" U-UWAAA!" teriak sekelompok orang. Aku melihat ke sekeliling tempat itu. I-ini apa? Ilusi? Ke-kenapa aku melihat ada Sawada Tsunayoshi, Yamamoto Takeshi, Gokudera Hayato dan Reborn di sini? A-aku pasti sudah kecapekan pikirku.
" Si-siapa kamu?" tanya Tsuna takut-takut.
" Ahahaha.... Sulap yang keren sekali!" tawa Yamamoto.
" Ini bukan sulap tahu yakyu baka!" teriak Gokudera marah.
" Siapa kamu?" tanya Reborn sambil mengarahkan pistol kearahku.
" A-aku ti-tidak bermaksud apa-apa! Aku juga tidak tahu kenapa aku ada di sini!" teriakku takut.
" R-reborn! Jangan mengarahkan pistol kearah anak perempuan dong!" teriak Tsuna.
" Urusai Dame Tsuna!" kata Reborn sambil memukul kepala Tsuna. "ITTAI!" rintihnya."Jadi tolong jelaskan kenapa kamu ada di sini." kata Reborn kearahku. Lalu aku pun menjelaskan semuanya kepada mereka tanpa memberitahu kalau sebenarnya aku adalah Fans KHR.
" Heeh..... Omoshiroi naa!" tawa Yamamoto.
" J-jadi kamu juga tidak tahu kenapa kamu ada di sini?" tanya Tsuna.
" Un.... A-aku juga tidak tahu." kataku singkat sambil menyembunyikan wajahku dengan tas.
" Hn, kalau begitu kamu mulai saat ini akan tinggal di sini ya!" kata Reborn singkat sambil menyeringai.
" E-ehhh?! Tapi di sini sudah ada Lambo, I-pin, Fuuta dan Bianchi...." kata Tsuna terkejut.
" Jadi kamu mau menelantarkan seorang gadis di luar dan kedinginan?" tanya Reborn singkat.
" I-itu... Baiklah.... Oh ya, namamu siapa?" tanya Tsuna kepadaku.
" Namaku Fuji Aira! Y-yoroshiku onegaishimasu...." kataku.
" Ah, aku Sawada Tsunayoshi, panggil saja Tsuna" kata Tsuna memperkenalkan diri.
" Namaku Gokudera Hayato, orang kepercayaan Jyuudaime!" kata Gokudera.
" Namaku Yamamoto Takeshi! Yoroshiku na!" kata Yamamoto sambil tersenyum lebar.
" Namaku Reborn." kata Reborn singkat. Lalu malam pun tiba. Aku mulai merasa nyaman di rumah Tsuna karena rumahnya itu selalu remai dengan suara Lambo dan I-pin. aku jadi merasa ini seperti di duniaku saja pikirku.
"Ahahahahha! Perkenalkan Namaku adalah Lambo! Panggil aku Lambo-sama!" kata Lambo memperkenalkan diri kepadaku.
" Lambo! Tidak boleh berkata tidak sopan kepada orang yang lebih tua! Nihao Namaku I-pin!" sapa I-pin.
" U-um... H-halo, namaku Fuji Aira.... L-lambo-sama? dan I-pin...." kataku sambil tersenyum. Lalu Reborn melempar Lambo dengan Leon yang berubah bentuk menjadi bola.
" Ugh.... tetap....te-nang... HWAAAAA!" Setelah itu Lambo megeluarkan bom dari kepalanya dan melemparkannya ke arah Reborn akan tetapi Reborn berhasil mengelak dan mengarah kepadaku.
" Uwaaaaa!!!! Awas Fuji-saaan!!!!" teriak Tsuna kearahku. Dengan satu gerakan reflek aku berhasil mengelak dan bom itu meledak di luar.
" Wah! Reflekmu bagus juga Fuji-san!" kata Tsuna kagum.
" Um... Dari dulu aku sudah terbiasa kok..." kataku malu dengan pujian Tsuna.
" Hn.... Kalau begitu kamu besok akan masuk ke sekolah Namimori." kata Reborn singkat.
" N-namimori?! Ti-tidak usah repot-repot!" kataku terkejut dengan pernyataan Reborn.
" Yosh, sudah diputuskan!" kata Reborn tiba-tiba dan ia langsung tertidur sebelum aku sempat menolaknya lagi.
" Sudahlah, Fuji-san... Tidak ada gunanya membantah Reborn setelah dia memutuskan sesuatu." kata Tsuna. " Kalau begitu ayo kita tidur.... Oyasumi Fuji-san" kata Tsuna.
" U-un... Oyasumi Tsuna-san... Oh ya, panggil Aira saja..." kataku sambil tersenyum.
" Ah, iya.... Oyasumi..." kata Tsuna lalu pergi.
~Bersambung~
" R-reborn! Jangan mengarahkan pistol kearah anak perempuan dong!" teriak Tsuna.
" Urusai Dame Tsuna!" kata Reborn sambil memukul kepala Tsuna. "ITTAI!" rintihnya."Jadi tolong jelaskan kenapa kamu ada di sini." kata Reborn kearahku. Lalu aku pun menjelaskan semuanya kepada mereka tanpa memberitahu kalau sebenarnya aku adalah Fans KHR.
" Heeh..... Omoshiroi naa!" tawa Yamamoto.
" J-jadi kamu juga tidak tahu kenapa kamu ada di sini?" tanya Tsuna.
" Un.... A-aku juga tidak tahu." kataku singkat sambil menyembunyikan wajahku dengan tas.
" Hn, kalau begitu kamu mulai saat ini akan tinggal di sini ya!" kata Reborn singkat sambil menyeringai.
" E-ehhh?! Tapi di sini sudah ada Lambo, I-pin, Fuuta dan Bianchi...." kata Tsuna terkejut.
" Jadi kamu mau menelantarkan seorang gadis di luar dan kedinginan?" tanya Reborn singkat.
" I-itu... Baiklah.... Oh ya, namamu siapa?" tanya Tsuna kepadaku.
" Namaku Fuji Aira! Y-yoroshiku onegaishimasu...." kataku.
" Ah, aku Sawada Tsunayoshi, panggil saja Tsuna" kata Tsuna memperkenalkan diri.
" Namaku Gokudera Hayato, orang kepercayaan Jyuudaime!" kata Gokudera.
" Namaku Yamamoto Takeshi! Yoroshiku na!" kata Yamamoto sambil tersenyum lebar.
" Namaku Reborn." kata Reborn singkat. Lalu malam pun tiba. Aku mulai merasa nyaman di rumah Tsuna karena rumahnya itu selalu remai dengan suara Lambo dan I-pin. aku jadi merasa ini seperti di duniaku saja pikirku.
"Ahahahahha! Perkenalkan Namaku adalah Lambo! Panggil aku Lambo-sama!" kata Lambo memperkenalkan diri kepadaku.
" Lambo! Tidak boleh berkata tidak sopan kepada orang yang lebih tua! Nihao Namaku I-pin!" sapa I-pin.
" U-um... H-halo, namaku Fuji Aira.... L-lambo-sama? dan I-pin...." kataku sambil tersenyum. Lalu Reborn melempar Lambo dengan Leon yang berubah bentuk menjadi bola.
" Ugh.... tetap....te-nang... HWAAAAA!" Setelah itu Lambo megeluarkan bom dari kepalanya dan melemparkannya ke arah Reborn akan tetapi Reborn berhasil mengelak dan mengarah kepadaku.
" Uwaaaaa!!!! Awas Fuji-saaan!!!!" teriak Tsuna kearahku. Dengan satu gerakan reflek aku berhasil mengelak dan bom itu meledak di luar.
" Wah! Reflekmu bagus juga Fuji-san!" kata Tsuna kagum.
" Um... Dari dulu aku sudah terbiasa kok..." kataku malu dengan pujian Tsuna.
" Hn.... Kalau begitu kamu besok akan masuk ke sekolah Namimori." kata Reborn singkat.
" N-namimori?! Ti-tidak usah repot-repot!" kataku terkejut dengan pernyataan Reborn.
" Yosh, sudah diputuskan!" kata Reborn tiba-tiba dan ia langsung tertidur sebelum aku sempat menolaknya lagi.
" Sudahlah, Fuji-san... Tidak ada gunanya membantah Reborn setelah dia memutuskan sesuatu." kata Tsuna. " Kalau begitu ayo kita tidur.... Oyasumi Fuji-san" kata Tsuna.
" U-un... Oyasumi Tsuna-san... Oh ya, panggil Aira saja..." kataku sambil tersenyum.
" Ah, iya.... Oyasumi..." kata Tsuna lalu pergi.
~Bersambung~
Subscribe to:
Posts (Atom)