Aira POV:
Tu-Tunangan?! Masa depan macam apa ini? pikirku kacau. Ta-tapi..... Aku senang sih bisa tunangan dengan Hibari, tapi! itu artinya aku tidak kembali ke asalku dong~ aduuh..... Ah, ya sudahlah.... memikirkannya saja tidak akan ada akhirnya. Lalu aku berjalan ke dapur untuk meminum segelas air untuk menenangkan pikiranku. Tiba-tiba ada seekor tikus yang keluar dari sela-sela lemari.
" KYAAAAAAAAAA!!!!!" teriakku.
Hibari POV:
Hn, sejak dulu dia tetap tidak berubah. Tetap saja bertanya banyak. Hn... Tapi itulah ciri khasnya... Box weaponku, ketinggalan ya...
" Tetsu, aku kembali mengambil barangku dulu. Kau duluan saja." kataku.
" Baik Kyo-san." kata Kusakabe lalu duluan pergi. Begitu aku mencapai ruang tamu tiba-tiba aku mendengar suara teriakan Aira lalu aku cepat-cepat berlari ke arah dapur dan tiba-tiba dia berlari ke arahku dan memelukku.
Aira POV :
Lalu aku berlari kearah pintu dan ternyata Hibari datang karena terkejut dan aku tanpa sadar memeluknya.
" Ada apa? Kenapa kamu berteriak?" tanya Hibari tenang.
" A-ada ti-tikus! Di-disana..." kataku terbata-bata dan menunjukkan arah lemari.
" Tetsu, bereskan itu." kata Hibari lalu menggendongku kembali ke ruang tamu.
" U-um... Hibari-san... Turunkan aku.. Aku bisa berjalan sendiri.." kataku sambil melihat ke arah lain karena malu.
" Hn, Kyoya." katanya.
" E-eh?"
" Mulai saat ini panggil aku Kyoya." katanya singkat lalu menurunkanku.
" E-eh?! Ta-tapi!" kataku hendak membantah.
" Hn, panggil atau Kamikorosu!" katanya sambil memandang ke arahku.
" Ba-baik Kyoya-san!" kataku ketakutan.
" Hn, lain kali buang kata 'san'-nya. Untuk sekarang itu cukup." kata Hibari sambil tersenyum ke arahku dan menepuk-nepuk kepalaku dengan lembut. " Kalau begitu aku pergi dulu, ayo Tetsu." kata Hibari lalu berjalan pergi.
" Hai Kyo-san! Nona Aira saya sudah melaksanakan tugas saya. Jadi jangan khawatir. Kalau begitu saya mohon undur diri dulu." kata Kusakabe lalu mengikuti Hibari.
" K-Kyoya-san! Ha-hati-hati di jalan." kataku lalu Hibari berhenti dan memandang ke arahku lalu tersenyum. Begitu Hibari dan Kusakabe pergi aku pun terjatuh karena gugup. Rasanya kakiku lemas karena melihat senyuman Hibari yang senyata ini. Ini tidak baik untuk jantungku pikirku. Malam pun menjelang. Seharusnya Tsuna dan Gokudera sudah bertemu dengan Yamamoto versi 10th kemudian ya? pikirku. Apakah aku harus ke ruang bawah tanahnya untuk bertemu dengan Tsuna? pikirku sambil mondar mandir di kamarku.
" Hoi, jangan berisik." kata Hibari tiba-tiba ada di belakangku.
" KYAA! Hi-Hibari-san! Ke-kenapa kamu ada di sini?" tanyaku terkejut.
" Tentu saja inikan kamarku juga." katanya lalu berjalan ke arah tempat tidur. Tu-tunggu.... ini.....
" Hi-Hibari-san? Bu-bukannya ini kamrku?" tanyaku sambil gemetar.
" Hn, iya. Ini kamar 'Kita'." katanya lalu berbaring.
" APAAA!! Ka-kalau begitu mu-mulai sekarang a-aku mau kamarku se-sendiri!" kataku sambil menyembunyikan wajahku yang memerah.
" Hn, buat apa kamu malu? Sini!" perintah Hibari.
" Ti-tidak mau. A-aku mau kamarku sendiri." kataku sambil melangkah kebelakang.
" Kau ini keras kepala juga ya. Ke sini atau aku yang ke sana untuk menarikmu ha?" tanya Hibari sambil tersenyum licik. Dengan terpaksa aku berjalan ke arahnya karena tidak mau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Begitu aku mencapai tempat tidurnya aku pun ditariknya. "KYAAA!"
" Kau tidak akan aku apa-apakan. Aku hanya mau-" kata-kata Hibari terhenti karena ia sudah tertidur.
I-ini ti-tidak baik untuk jantung! Aduh aku mau mati rasanya! pikirku.
" Hoi, tenangkan dirimu. Aku tidak bisa tidur." kata Hibari tiba-tiba. Lalu aku pun berusaha untuk menenangkan diriku dengan bernyanyi. " Herbivore...." kata Hibari aku pun berhenti bernyanyi. " Lanjutkan..." katanya aku pun melanjutkan nyanyianku. Besok aku akan ke ruang bawah tanah Vongola untuk mencari Tsuna dan Reborn pikirku lalu tak lama kemudian pun aku tertidur.
Hibari POV:
Apa lagi yang sedang dipikirkannya? Membuat kepalaku pusing saja melihatnya mondar mandir.....
" Hoi, jangan berisik." kataku dibelakangnya.
" KYAAA! Hi-Hibari-san! Kenapa kamu ada di sini?" tanyanya. Cih, dia melupakannya lagi.
" Tentu saja inikan kamarku juga." jawabku lalu berjalan ke arah tempat tidur.
" Hi-Hibari-san? Bu-bukannya ini kamrku?" tanya dia sambil gemetar.
" Hn, iya. Ini kamar 'Kita'." jawabku lalu berbaring seperti biasa dia banyak bertanya.
" APAAA!! Ka-kalau begitu mu-mulai sekarang a-aku mau kamarku se-sendiri!" katanya sambil menyembunyikan wajahnya.
" Hn, buat apa kamu malu? Sini!" perintahku.
" Ti-tidak mau. A-aku mau kamarku sendiri." katanya sambil melangkah kebelakang.
" Kau ini keras kepala juga ya. Ke sini atau aku yang ke sana untuk menarikmu ha?" tanyaku dan sifatnya muncul lagi. Keras kepala, tapi itulah yang kusuka darinya. Lalu ia berjalan ke arahku dan begitu dia mencapai tempat tidur aku pun menariknya. "KYAAA!"
" Kau tidak akan aku apa-apakan. Aku hanya mau ti-dur...." kata-kataku terhenti karena aku sudah mengantuk. Aku terbangun karena degup jantungnya yang cepat. Hn, menarik juga pikirku.
" Hoi, tenangkan dirimu. Aku tidak bisa tidur." kataku tiba-tiba untuk mengejutkannya. Lalu dia pun bernyanyi mungkin untuk menenagkan dirinya pikirku. " Herbivore...." kataku dia berhenti bernyanyi. " Lanjutkan..." kataku dia pun melanjutkan nyanyiannya. Hm.... seperti biasanya..... sangat mudah untuk dijahili.....
~Bersambung~
Chat Here
Wednesday, June 19, 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment